Sekitar akhir Oktober menjelang November di belahan bumi Utara, suhu udara mulai menurun karena akan memasuki musim dingin. Saat dimusim dingin suhu udara akan turun menjadi sangat ekstrim, bahkan bisa mencapai -25oC. Udara dingin membeku ini lah yang harus diadaptasi oleh semua mahluk yang tinggal di sana. Di Korea, mode pakaian hangat musim dingin mulai ngetrend di kalangan anak mudanya. Dan seperti mode baju hangat ABG Korea yang menyebar sampai ke Indonesia, burung-burung pun mulai bermigrasi, menyebar ke daerah hangat sampai ke Indonesia. Salah satu jenis burung yang bermigrasi tersebut adalah elang Sikep Madu Asia, ribuan jumlahnya yang bermigrasi diantaranya sampai ke Indonesia untuk menghindari musim dingin. Beberapa ekor anggota rombongan Sikep Madu Asia ini biasanya akan terlihat juga di sekiataran Banyumas, Jawa Tengah.
Di sisi lain, Banyumas di bulan November keadaan juga mulai berubah. Hujan dan terik matahari secara intens bergantian turun, menyebabkan sawah-sawah di sekitaran Banyumas mulai dipenuhi serangga seperti belalang dan juga keong yang membludak jumlahnya. Sungguh makanan yang melimpah bagi burung, itu jika burungnya masih ada. Jika sudah tidak ada maka apa boleh buat maka pestisida kimia lah yang digunakan untuk menyelamatkan sawah yang ada. Kupu-kupu kuning juga mulai banyak terlihat, bergerombol di pepohonan, terbang kesana kemari, atau beramai-ramai menyeberang jalan besar ke arah Timur. Di rumah penduduk, nyamuk yang mengganggu manusia pun mulai meningkat jumlahnya. Sementara di kabel listrik di beberapa tempat, burung Layang-layang Api yang baru tiba dari belahan bumi Utara terlihat roosting (bertengger isirahat) saling berjejeran di pagi hari. Di lereng gunung Slamet terlihat Layang-layang Api ini menjadi santapan empuk Sikep Madu Asia. Sepertinya mungkin saja bagi beberapa jenis raptor bermigrasi termasuk Sikep Madu Asia burung seperti Layang-layang Api adalah suatu ‘bekal diperjalanan’ yang sudah siap saji.
Dan jadilah maka awal November di Banyumas dunia terlihat seperti orchestra; berbarengan semua mahluk bergerak dalam perbedaan permainannya masing-masing di dalam menyikapi alunan lagu yang sama. Lagu perubahan musim.
Elang Sikep Madu Asia mempunyai nama ilmiah Pernis ptilorhynchus. Berukuran sekitar 50 cm dengan jambul kecil. Warna tubuh secara umum hitam kecoklatan bervariasi dalam bentuk terang, normal, dan gelap dalam pola warna bulu. Ekor memiliki garis-garis. Di lereng Selatan Gunung Slamet beberapa kali terlihat secara sekilas ketika soaring (terbang berputar) Sikep Madu Asia agak mirip dengan penampakan Elang Jawa. Walaupun setelah dicermati ternyata berbeda bentuk siluet, corak dan ukuran. Di Banyumas Sikep Madu Asia cukup mudah dijumpai terutama di Hulu Sungai Banjaran lereng Gunung Slamet, Curug Cipendok, dan Bendung Gerak Serayu. Jika kita mengamatinya, intensitas pertemuan dengan Sikep Madu Asia menjadi sangat sering di sekitar bulan November. Dalam pengamatan yang telah dilakukan di sekitar Hulu Sungai Banjaran lereng Selatan Gunung Slamet tercatat Sikep Madu Asia ini mempunyai perilaku yang cukup unik, yaitu beberapa kali terlihat menyambar sarang lebah madu hutan. Dan juga bersifat cukup invasif dan berani menyerang burung lokal, seperti Elang Jawa, ketika mereka berpapasan di feeding area yang sama di hutan lereng Gunung Slamet.
Sama seperti jenis raptor (burung pemangsa) lainnya, di Indonesia Sikep Madu Asia adalah burung yang dilindung Undang-Undang sehingga bagi yang memeliharanya akan diancam pidana penjara selama 5 tahun. (by Timur)