Melung 28 September 2013, Tepat pukul 08.33 Wib Seekor Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) terbang melintas kemudian hinggap di sebatang pohon Benda di titik pengamatan Igir Malang. Igir Malang masuk dalam petak pangkuan hutan Desa Melung dan merupakan titik pengamatan yang biasa dilakukan oleh Biodiversity Society Purwokerto.
Munculnya Elang Jawa membuat rombongan pengamat dari BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Jawa Tengah yakin bahwa wilayah tersebut merupakan habitat Elang Jawa. Karena jauh-jauh dari Semarang ke Purwokerto semata-mata untuk memonitoring keberadaan Elang Jawa. ”Dalam dua hari kami ditugaskan untuk memonitoring keberadaan Elang Jawa di KPH Banyumas Timur tepatnya di lereng selatan Gunung Slamet” ujar Joko Sulistianto, SP. Mec.Dev selaku Koordinator Wilayah Pemalang (BKSDA).
Perjalanan menuju ke Igir Malang dengan akses jalan setapak yang biasa dipergunakan penduduk untuk menyadap kopal (getah damar) yang berjarak 900 m jika ditarik lurus dari dusun Kalipagu. Elang Jawa muncul tak lama setelah kami yang terdiri dari 4 Orang dari BKSDA dan 3 Orang dari Biodiversity Society sebagai pendamping sampai di Igir Malang. Elang Jawa terpantau pada titik kordinat S 70 18.975, E 1090.12.327 dengan ketinggian 761 dpl serta jarak dari titik pengamatan 278 m.
Owa Jawa sedang mencari makan
Beberapa saat kemudian nampak tiga ekor Owa Jawa (Hylobates moloch) sedang menikmati buah-buahan yang ada di igir tersebut, yang diberengi dengan melintasnya seekor Elang Bido dengan suara khasnya saat terbang. Kawasan tersebut memang banyak dihuni oleh berbagai macam jenis elang.
Sayangnya tempat tersebut juga dijadikan area kemping yang kerap membawa alat tabuh yang bunyinya keras seperti gitar dan gendang. Lokasi atau area kemping yang tepat berada didepan igir tersebut menjadi kekhawatiran Biodiversity Society seperti dituturkan oleh Timur Sumardianto Kordinator Biodiversity Society “Kami khawatir dengan adanya anak-anak yang kemping disini (igir Malang) akan membuat tidak nyaman Owa Jawa yang ada disekitar daerah sini”
Menanggapi hal tersebut Joko Sulistianto (BKSDA) menyampaikan “Sebenarnya boleh saja ada kemping cuma daerahnya mesti diatur dan jangan membawa alat yang sekiranya dapat membuat kurang nyamannya atau mengganggu satwa di daerah tersebut”
Dari pengamatan yang dilakukan selama dua hari dengan 4 (empat) titik pengamatan terpantau ada 3 jenis Elang Jawa. Satu di Igir Malang yang diperkirakan masih remaja perkiraan umur 2 (dua) tahun, satu di sekitar pancuran tujuh dan yang seekor berada titik pengamatan di Bukit Cinta. Dan ditempat inilah biasanya Elang Jawa biasa nangkring. Dalam pengamatan dihari kedua Elang Jawa tersebut nangkring sampai kurang lebih satu jam, sehingga puas mengamati dari berbagai sudut pandang.
sumber:
http://melung.desa.id/2013/09/29/bksda-jateng-monitoring-satwa-langka/