Berbaju batik putih corak garis hitam, agak pendiam, rendah hati sehingga pergerakannya tidak menarik perhatian orang, dan rajin bekerja daripada bersuara. Itulah kesan yang akan kita dapat ketika bertemu burung ini. Walaupun peranannya cukup penting bagi tubuh pohon-pohon kayu, ukuran tubuhnya yang kecil (sekitar 13 cm) akan membuat orang yang belum mengenalnya mungkin akan memandangnya dengan sebelah mata.
Prit prit prit! Begitu biasanya si Caladi Tilik bersuara ketika terbang berpindah dari satu pohon ke pohon lainnya. Atau kadang kita mendengar suara: tuk tuk trrrrrrkk! tuk trrrrrkk!..ketika Caladi Tilik atau nama ilmiahnya Picoides moluccensis mematuki cabang pohon yang agak lapuk untuk mencari larva atau serangga makanan kesukaannya. Larva atau serangga-serangga tersebut memang bersembunyi di dalam kayu pada ujung cabang atau ketiak cabang pohon yang lapuk. Keinginan kaum serangga untuk tinggal dan menaruh larvanya di dalam kayu itulah yang berakibat bagian dalam cabang menjadi rusak dan lama-lama lapuk.
Nah, oleh karena Caladi Tilik sangat menyukai dan gemar makan larva serangga maka mau tak mau dia harus mematuk-matuki dahan pohon yang bersangkutan berulang-ulang untuk mendapatkan apa yang menjadi kegemarannya. Alhasil kadangkala si Caladi Tilik inilah akhirnya yang menjadi tertuduh sebagai perusak pohon karena membuat lubang-lubang di pepohonan. Sebenarnya jika kita tahu kejadiannya, kasus yang benar adalah si Caladi Tilik hanya melubangi bagian kayu yang memang sudah lapuk (bukan cabang kayu yang masih bagus) dalam rangka mencari larva serangga, dan tindakannya ini justru membantu mengurangi atau setidaknya mengontrol populasi hama serangga penyebab lapuk pada kayu. Jadi, tuduhan yang salah sasaran bukan?
Caladi Tilik masih cukup mudah ditemui di daerah Banyumas dan sekitarnya. Biasanya ia berkeliling di kebun-kebun di tengah pedesaan, atau dapat juga kita bertemu di taman-taman yang ada pohon kayunya seperti di Taman patung Jenderal Soedirman di Karang Lewas atau di Taman Satria di seberang RS Margono Soekardjo Purwokerto di Berkoh. Jika anda jalan-jalan ke taman dan bertemu Caladi Tilik jangan ditangkap ya, cukuplah dihitung saja jumlah individunya, biasanya ia berkeliling pohon sendirian atau dalam iringan 2-3 ekor saja. Atau cukup dinikmati saja pergerakan si burung sambil duduk di bawah rindangnya pohon taman dan melamunkan banyak hal di pikiran anda. (by Timur)